Presiden Jokowi telah menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Republik Indonesia (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional. Keputusan ini disampaikan melalui siaran pers yang di rilis pada Rabu, 9 Agustus 2023 yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebaya.
Lantas, bagaimana sejarah kebaya di Indonesia?
Busana kebaya lahir pada sekitar abad ke-11 saat ajaran Islam masuk ke Jawa yang mana umat Islam harus menggunakan pakaian yang tertutup. Seiring berjalannya waktu, pengaruh dari bangsa lain seperti China dan Portugis membuat kain dari hanya disampirkan sampai dijahit dan menyerupai jubah China yang panjang, longgar dan belahan di bagian depan.
Setelah mengalami akulturasi pada abad ke-12 sampai ke-14, kain ini disebut sebagai kebaya yang diambil dari bahasa arab dengan arti “habaya” atau “kaba” yang berarti pakaian. Kebaya pada awalnya berasal dari lingkungan priayi atau bangsawan kerajaan, wanita terhormat, lahir dari keluarga tinggi. Kebaya pada akhirnya menjadi pakaian sehari-hari bagi semua kelas sosial sejak abad ke – 19 bahkan untuk para peranakan Belanda dan perempuan Belanda di masa penjajahannya.
Namun, status kebaya sempat mengalami kemerosotan saat Indonesia berada dalam masa penjajahan Jepang. Pada masa itu kebaya identik sebagai pakaian yang dikenakan oleh pribumi tahanan dan pekerja paksa perempuan. Tidak bertahan lama, status dan nilai kebaya kembali naik dan bahkan menjadi simbol perjuangan serta nasionalisme pada masa Indonesia merdeka. Kini, kebaya telah berkembang. Kebaya menjadi busana kegiatan resmi sampai busana sehari-hari berkat talenta para anak bangsa yang terus berusaha melestarikan kebaya untuk lebih mudah dipadupadankan. Kebaya yang identik hanya dipakai oleh ibu-ibu pun kini sudah berubah. Anak muda sampai remaja juga ikut turut bangga dan percaya diri menggunakan pakaian nasional yang memikat, menarik hati, indah dan mempesona.